“Apalagi harga emas fisik naik, paling tidak tahan dulu, atau setidaknya beli pecahan yang lebih besar agar per gramnya lebih murah. Misalnya, sebagai contoh pecahan 10 gram per gramnya hanya Rp 930 ribu jika dibandingkan beli ukuran satu gram,” paparnya.
Sementara untuk investor emas tabungan atau emas derivatif, ia menyarankan agar selalu memperhatikan momentum. Sebab, katanya, keuntungan yang didapat lebih banyak dipengaruhi berita atau kondisi eksternal.
“Kalau emas nonfisik biasanya terpengaruh berita, sekarang kan peta ekskalasi sudah agak mereda, tetapi bukan berarti berakhir,” tuturnya.
Ia mencontohkan Asian Games di Cina ditunda dari rencana September tahun ini. Ini bisa menjadi sentimen positif untuk emas naik karena pandemi atau Covid-19 masih tinggi.
“Jadi selain faktor supply and demand, kita juga harus memantau faktor pandemi dan ekskalasi,” kata Suluh.
Untuk beberapa hari ke depan, ia melihat ada potensi harga emas Antam akan mengalami kenaikan meski naiknya tertahan, artinya tidak akan terlalu signifikan seperti kenaikan di awal pandemi yang kenaikannya bisa menembus Rp 10 ribu per gram per harinya.
Sebelum lebaran harga emas Antam mengalami kenaikan karena permintaan tinggi. Namun selepas lebaran ia cenderung melihat pelaku pasar melepas emas untuk likuidasi pengeluaran selama libur lebaran.