Hal ini dapat mendukung kondisi neraca transaksi berjalan, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sampai tingkat tertentu.
Oleh karena itu, kondisi tersebut kata Faisal dapat memberikan ruang yang cukup bagi suku bunga acuan BI untuk bertahan di level 3,50 persen untuk beberapa waktu.
“Kami percaya bahwa BI akan menjaga stabilitas dengan terlebih dahulu meningkatkan rasio GWM [Giro Wajib Minimum] dan mengurangi pelonggaran kuantitatif, sebelum menyesuaikan BI7DRR,” katanya.
Dia menambahkan, peningkatan suku bunga acuan akan sangat bergantung pada kondisi inflasi domestik yang diperkirakan akan meningkat secara fundamental dan substansial pada semester II/2022.
BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan secara total 75 basis poin menjadi 4,25 persen pada 2022.
“Sementara itu, kami melihat Bl akan melanjutkan langkah-langkah makroprudensial agar tetap akomodatif pada tahun 2022 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Faisal.
Baca: Bank Indonesia Diharapkan Kerek Suku Bunga usai The Fed Naikkan 50 Basis Poin
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu