Ia menyebutkan, Greenpeace akan terus mempertahankan blokade selama mungkin. "Untuk memastikan kapal tidak bisa saling berdekatan untuk melakukan transfer", kata Oehlenschlager. Ia pun mendesak Denmark untuk melarang pengiriman minyak Rusia di perairannya.
Kepala Greenpeace Denmark, Sune Scheller, menambahkan, layanan pelacakan yang diluncurkan oleh Greenpeace Inggris telah mengidentifikasi setidaknya 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan 132 di antaranya menuju ke Eropa.
"Meskipun beberapa negara menyatakan larangan kedatangan kapal Rusia, batu bara, minyak, dan gas fosil Rusia masih tiba melalui kapal yang terdaftar ke negara lain," kata Scheller.
Dalam tindakan ini Greenpeace menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk membuat pilihan jangka panjang dalam menanggapi perang di Ukraina. Langkah ini diharapkan akan membantu menciptakan perdamaian dan keamanan, dan membuat pilihan untuk menciptakan masa depan yang stabil seperti transisi cepat ke energi yang efisien dan terbarukan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada pekan lalu mengatakan perusahaan energi plat merah itu berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang akan diolah di Kilang Balongan.
Untuk itu, kata Nicke, Pertamina saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan proses pembelian minyak ini tidak memicu masalah lebih lanjut.
BISNIS
Baca: Surat Edaran THR Terbit Pekan Depan, Perusahaan Wajib Cairkan H-7 Lebaran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu