TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelengkan kepala, menghela napas seraya mengangkat bahu, saat bicara tentang lonjakan inflasi pangan global. Jokowi menampilkan data inflasi di beberapa negara yang sudah mencapai dua digit.
"Kalau dilihat angka-angka, waduh," kata dia di Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Jumat, 11 Maret 2022.
Dia merinci, inflasi pangan di Rusia mencapai 12,3 persen, Amerika Serikat 6,9 persen, bahkan Turki sampai 55,6 persen. Lalu India 5,4 persen dan kawasan Uni Eropa 4 persen.
Jokowi lalu bersyukur inflasi pangan di Indonesia masih di angka 3 persen. "Tapi sampai kapan kita bisa menahan seperti ini?" kata dia.
Data-data ini ditampilkan Jokowi saat berbicara tentang kelangkaan pangan yang sudah mulai terjadi di beberapa negara. Jokowi menyebut harga pangan dunia sekarang sedang naik semua.
Ia mengutip data Food Agriculture Organization (FAO) Food Price Index. Di mana, indeks harga pangan terus bergerak naik dari level 101 saat gelombang Covid-10 varian Alpha, level 125,3 saat gelombang varian Delta, dan kini di level 140,7 saat terjadi perang.
Level 140,7 adalah indeks per Februari 2022. Level ini naik 3,9 persen dari torehan Januari dan lebih tinggi 20,7 persen secara tahunan (year-on-year).
Jokowi pun menyebut kenaikan beberapa komoditas sudah berdampak pada Indonesia, seperti kedelai dan gandum. "Kita terkena imbas (harga) kedelai dunia naik, tambah perang ini, gandum. Karena hampir 20 persen lebih gandum itu dari Ukraina dan Rusia, naik sangat drastis," ujarnya.
Presiden dalam pidatonya beberapa menyinggung perang yang telah memberi berbagai dampak lanjutan. Tak hanya kelangkaan pangan, tapi juga kenaikan harga minyak mentah dunia.
Dia tidak menyebut perang yang dimaksud, meski saat ini Rusia sedang menggelar operasi militer di Ukraina. Jokowi hanya menyebut berbagai kejadian ini membuat masa depan global semakin penuh dengan ketidakpastian.
BISNIS
Baca juga: UNS Beri Penghargaan ke Sri Mulyani Atas Kebijakan Fiskal Selama Pandemi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.