TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman dari penyedia layanan ekspedisi JET express yang berencana berhenti beroperasi per Maret 2022 menimbulkan pertanyaan bagaimana sebenarnya iklim usaha di bisnis jasa kurir dan pengiriman di dalam negeri saat ini.
Dalam penjelasannya di situs resmi perusahaan, disebutkan bahwa bulan Februari 2022 adalah bulan terakhir JET express beroperasi. Perseroan pun menyampaikan terima kasih kepada para pelanggan yang sudah bersedia menggunakan jasa mereka.
"Segenap management JET express menghaturkan terima kasih untuk kerja sama yang telah terjalin serta kepercayaan yang diberikan kepada JET express," tulis JET express dalam situs resmi, Kamis, 17 Februari 2022.
Adapun CEO PT Global JET Express (J&T Express) Robin Lo menilai iklim usaha di bisnis jasa kurir dan pengiriman masih stabil dan tetap menjadi pendukung utama berkembangnya bisnis e-commerce.
Dalam pandangannya, ia melihat sektor bisnis ekspedisi dan kurir memiliki peluang untuk tetap berkembang seiring pesatnya pesatnya transaksi online di masa mendatang. Apalagi, pertumbuhan juga dapat diraup dengan dimulainya transisi belanja secara daring saat ini.
“Tidak juga (disebabkan oleh persaingan yang sengit) karena kebutuhan pengiriman di Indonesia masih sangat tinggi,” kata Robin.
Ia menilai dengan karakteristik industri logistik yang bergerak dalam bidang jasa, maka pelayanan kepada pelanggan baik efisiensi, maupun inovasi menjadi poin penting untuk menghadapi kondisi persaingan saat ini.
Robin juga yakin pada tahun ini bisa mencapai target volume pengiriman dua kali lipat dibandingkan dengan pada tahun lalu. J&T Express, kata dia, telah meluncurkan jaringannya ke wilayah Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi.