Adapun cara kerja WIM ini ditanam ke jalan beton dengan bentuk garis garis sensor. Hampir mirip dengan alat pengukur berat angkutan yang biasa ditemui di setiap jembatan timbang.
Namun yang membedakan alat ini bekerja saat kendaraan sedang melaju, bukan seperti di jembatan timbang di mana kendaraan harus berhenti dulu untuk proses pengukuran.
"Jadi jika sebelumnya proses pemeriksaan muatan itu bisa memakan waktu lama, WIM dapat memangkasnya hingga hanya sekitar 2 menit," kata dia.
Pitra membeberkan hampir seluruh jembatan timbang di Indonesia saat ini mengalami kekurangan pegawai bahkan sampai 50 persen sehingga operasional jembatan timbang tak maksimal.
"Tapi dengan alat WIM ini, operasional jembatan timbang bisa dibuat 24 jam, dengan menambah lebih banyak petugas operatornya saja, jadi lebih efisien," kata dia.
Perangkat ini rencananya diterapkan di seluruh jembatan timbang di Indonesia. "Saat ini baru dua yang sudah memasang alat tersebut, yakni UPPKB Kulwaru dan UPPKB Losarang, Indramayu, Jawa Barat," kata dia.
Adapun Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) UPPKB Kulwaru Kulon Progo Sigit Saryanto mengatakan berdasarkan data pihaknya, jembatan timbang yang ia pimpin itu selama ini hanya mampu memantau sekitar 20 persen saja kendaraan yang melintas.