Padahal, ketika ditanya apakah mereka ingin menjadi orang kaya atau tidak, semua ingin menjadi kaya. "Ini antara pilihan mau jadi orang kaya dan instrumen untuk mencapai pilihan itu terjadi kontraproduktif," ujar Bahlil.
Ia pun mempertanyakan pilihan mahasiswa tersebut. "Saya tidak mengerti rumusan ekonomi apa yang menyebut bahwa menjadi ASN itu akan menjadi kaya. Yang namanya karyawan itu tidak mungkin menjadi kaya. Kecuali Allah berkehendak lain."
Bahlil lantas blak-blakan mengenai gaji menteri. Menurut dia, para pembantu presiden itu menerima gaji tak lebih dari Rp 20 juta per bulan. Padahal, saat dia menjabat komisaris perusahaan, gajinya bisa mencapai Rp 200 juta per bulan.
"Gaji menteri itu tidak lebih dari Rp 20 juta, gayanya saja yang mantap. Tapi setiap hadir paling depan kan. Jadi jangan berpikir pejabat itu duitnya banyak, enggak ada," kata Bahlil.
Baca: 1.400 Karyawan Bank KB Bukopin Mundur, Presdir: Pelayanan Nasabah Tak Terganggu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.