"Tentu saja ini butuh proses transisi dan itu memang harus bisa ada satu solusi," ujar Arifin. Ia mengatakan salah satu solusinya adalah ketika permintaan menurun, Pertalite dicoba dijual dengan harga Premiun.
Namun, lantaran sekarang harga minyak mentah dan BBM internasional sedang tinggi, perlu ada konsiderasi, perhitungan, dan strategi untuk transisi tersebut.
Di sisi lain, Arifin melihat konsumen juga belakangan senang menggunakan Pertalite atau produk dengan oktan yang lebih tinggi lantaran bisa memberikan kenyamanan dari aspek kinerja mesin dan pemakaian kendaraan.
Hal itu juga terlihat dengan baiknya kinerja Pertashop di daerah. Padahal, Pertashop itu menjual produk Pertamax. "Ternyata di daerah, Pertashop cukup direspons meskipun harganya Pertamax. Ke depan perlu kita kembangkan dengan sosialisasi yang lebih baik," ujarnya lebih lanjut soal peralihan penggunaan dari Premium ke BBM beroktan lebih tinggi tersebut.
Baca: Kereta Cepat Terkendala Tanah Lempung, Luhut: Menurut Ahli Bisa Tahan Goyangan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.