TEMPO.CO, Jakarta - PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) menandai penyelesaian Outside Battery Limit (OSBL) Proyek Revamping Aromatik dengan menyelenggarakan seremoni peresmian penyelesaian OSBL Proyek Revamping Aromatik pada tanggal 20 Desember 2021 di Kilang TPPI Tuban.
“Hal ini merupakan bukti nyata bahwa TPPI dapat bangkit dan menata masa depan untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan berkembang” ungkap Pjs. Presiden Direktur TPPI Erwin Widiarta dalam keterangan tertulis, Senin malam, 20 Desember 2021.
TPPI dengan dukungan penuh dari Pemegang Saham Utama PT Pertamina (Persero) dan PT Tuban Petrochemical Industries, berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang Aromatik di Indonesia guna menurunkan impor produk turunan petrokimia.
Salah satunya adalah dengan mencanangkan Proyek Revamping Aromatik TPPI, yang nantinya TPPI akan mampu meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan perseroan memiliki peran untuk mendorong perekonomian Indonesia, khususnya di saat pandemi ini. Ekonomi diharapkan terus bergerak dan segera pulih, melalui investasi termasuk dalam Proyek Strategis Nasional dan proyek strategis Pertamina.
“Pertamina terus berupaya meningkatkan kapasitas kilang dalam rangka optimalisasi produk BBM dan memperbaiki kualitas BBM dan Naptha. Untuk mengantisipasi penurunan permintaan terhadap BBM, Pertamina mengintegrasikan kilang petrochemical, mengingat saat ini produk tersebut masih diimpor” ungkap Nicke Widyawati dalam sambutannya.
Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto menjelaskan revamping Kilang TPPI adalah salah satu milestone penting dari serangkaian langkah-langkah yang disepakati dalam Perjanjian antara Menteri Keuangan Republik Indonesia dan PT Pertamina (Persero) pada Agustus 2018, dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional.