Dia mencontohkan hal itu sudah dilakukan di pelabuhan Ambon. Dari proses yang sebelumnya tiga hari, kini menjadi satu hari.
"Yang kami perangi bareng-bareng adalah biaya-biaya yang keluar akibat ketidakefisienan. Kapal yang tadi cukup sehari jadi tiga hari. Otomatis costnya lebih tinggi," kata Arif.
Selain itu, dia ingin mendorong peningkatan lalu lintas di pelabuhan. Data yang ada pada sistem dan data di lapangan diharapkan harus akurat. Karena saat ini sistemnya bermacam-macam.
"Pelindo 1 punya (sistem sendiri), Pelido 2 punya, 3 punya, 4 punya. Saat ini problemnya apa kami ngerti, cara ngobatinnya juga ngerti, tinggal masalah perlu waktu bertahap kami betulin," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 tentang penggabungan Pelindo I, III, dan IV. Setelah peraturan terbit, Kementerian BUMN langsung meresmikan merger tersebut dan menunjuk Pelindo II sebagai surviving entity.
Penandatanganan akta merger dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo I Prasetyo, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto, dan Direktur Pelindo IV Prasetyadi pada Jumat, 1 Oktober. Pelindo selanjutnya akan berfokus agar keempat subholding di bawah perusahaan berjalan efektif .
HENDARTYO HANGGI
Baca: Hari Ini Ribuan Buruh Demo Tolak Kenaikan UMP: Marah, di Atas Ubun-ubun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.