“Di yayasan kemanusiaan Adaro ini, Pak Erick Thohir sejak jadi menteri tidak aktif lagi aktif di urusan bisnis dan di urusan yayasan seperti itu. Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR. Jauh sekali,” ujar Arya kepada wartawan.
Arya meminta sejumlah pihak tidak tendensius terhadap kepemilikan saham itu. Bila lihat dari data PCR secara keseluruhan, kata Arya, total pengetesan di Indonesia mencapai 28,4 juta.
"Sementara PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu. Jadi bisa dikatakan hanya 2,5 persen dari total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia. Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen," ujar Arya.
Selain itu, Majalah Tempo juga menulis dua perusahaan yang terafiliasi dengan Luhut, PT Toba Sejahtra dan PT Tiba Bumi Energi, tercatat mengempit saham di GSI. Kedua perusahaan mengantongi 242 lembar saham senilai Rp 242 juta di GSI.
Luhut pun telah menjelaskan bahwa ia tak pernah mengambil keuntungan, baik dalam bentuk deviden atau pendapatan lainnya di GSI. "Saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," ujar Luhut dalam media sosial Instagram-nya, 3 November.
Luhut pun berujar, Toba Bumi Energi bersama dengan Indika, Adaro, dan Northstar justru membantu penyediaan fasilitas tes usap dalam kapasitas besar.
Di sisi lain, KPK memastikan bahwa setiap laporan yang masuk ke saluran pengaduan masyarakat akan ditindaklanjuti. "Dengan lebih dulu melakukan verifikasi dan telaah terhadap data dan informasi yang disampaikan tersebut," kata Plt juru bicara KPK Ali Fikri.
Baca: Satgas BLBI Akan Sita Aset Lahan Milik Tommy Soeharto Senilai Rp 600 Miliar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.