“Sementara PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu. Jadi bisa dikatakan hanya 2,5 persen dari total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia. Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen,” ujar Arya.
Selanjutnya, ia berkukuh tidak ada hubungan antara ketentuan mengenai kewajiban PCR penumpang pesawat dan bisnis tes usap itu. Pemerintah, kata dia, tidak pernah mengeluarkan kewajiban pelaksanaan tes PCR yang menunjuk laboratorium tertentu kecuali yang sesuai standar Kementerian Kesehatan.
“Lagian, kalau tidak pake PCR, lebih menguntungkan banyak BUMN, AP (Angkasa Pura), ASDP, Garuda, Citilink, hotel,” ujar staf khusus Erick Thohir tersebut.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO
Baca juga: Peter Gontha Ungkit Penyewaan Pesawat Garuda, Stafsus Erick: Beliau Tanda Tangan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.