Selain kegiatan eksplorasi dengan menambah sumur-sumur baru, Menteri Arifin juga mengapresiasi upaya efisiensi dan penerapan teknologi dalam kegiatan produksinya, seperti yang diterapkan di pusat digitalisasi Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) untuk meningkatkan produksi.
Dia menekankan bahwa masyarakat dunia saat ini telah bersepakat untuk mengurangi pemanfaatan sumber-sumber energi fosil menjadi sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi yang besar.
Indonesia telah menyepakati Kesepakatan Paris atau Paris Agreement dan telah meratifikasinya menjadi undang-undang mengenai target pengurangan emisi.
"Kita masih punya waktu sampai masyarakat dunia mentargetkan hingga tahun 2050 net zerro emission. Kami sedang menyusun roadmap dan strategi untuk mencapai ke sana, ini bukan suatu hal yang mudah," jelas Arifin.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee Suardin mengatakan fasilitas CGS 10 yang terdapat di Blok Rokan merupakan stasiun pengumpul minyak terbesar di Lapangan Duri yang mengolah sekitar 240 ribu barel fluida per hari dan memproduksi minyak sekitar 20 ribu barel per hari.
Menurutnya, lapangan Duri merupakan salah satu lapangan injeksi uap atau steam flood terbesar di dunia yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. "Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional," kata Jaffee.