TEMPO.CO, Jakarta - Pembobolan akun rekening digital Jenius milik BTPN kembali terjadi. Yang teranyar adalah sebanyak 14 nasabah Bank BTPN menjadi korban skimming yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tinggal di pedalaman Sumatera Selatan sejak Juni 2021. Akibat tindakan kelompok itu, 14 nasabah merugi hingga Rp 2 miliar.
Adapun modus komplotan yang berjumlah empat orang ini dengan menelepon nasabah BTPN dan berpura-pura menjadi admin Jenius. Mereka menanyakan sejumlah data pribadi korban dengan alasan penyempurnaan sistem.
Korban yang tidak curiga kemudian memberikan data pribadinya hingga kode OTP untuk masuk ke akun Jenius miliknya. Setelah data nasabah yang didapat sudah lengkap, komplotan ini segera masuk ke akun m-banking korban dan menguras habis isi rekeningnya.
Para korban lalu melaporkan tindakan skimming ini ke pihak BTPN. Pihak bank kemudian membuat laporan ke Polda Metro Jaya pada bulan lalu. Polda Metro Jaya telah menangkap dua tersangka berinisial D dan O pada awal Oktober 2021 di satu desa di Sumatera Selatan. Penyidik masih mencari dua tersangka lain yang tergabung dalam komplotan skimming ini.
Wakil Direktur Utama Bank BTPN Darmadi Sutanto menyatakan, kasus tersebut menjadi pelajaran penting sekaligus peringatan bagi para pelaku kejahatan perbankan bahwa manajemen perseroan menangani secara serius setiap kasus yang terjadi dan merugikan nasabah bank.
"Keamanan data dan dana nasabah merupakan prioritas utama kami, dan kami memastikan bahwa bertransaksi di Jenius Bank BTPN aman selama nasabah selalu menjaga kerahasiaan data pribadi mereka, termasuk One-Time Password (OTP), Personal Identification Number (PIN), dan kata sandi atau password," kata Darmadi dalam siaran pers, Rabu, 13 Oktober 2021.