Pemerintah AS juga terus memantau pasar energi, tetapi tidak mengumumkan tindakan segera untuk menurunkan harga, seperti melepas cadangan minyak strategis agar bisa mendukung pasar minyak. Walhasil, bensin berjangka AS juga ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2014 pada Jumat kemarin, 8 Oktober 2021.
"Latar belakang fundamental adalah salah satu dari ketatnya pasokan yang akan terus mendorong harga-harga ini terus naik," kata mitra di Again Capital di New York, John Kilduff.
Selain itu, banyak pihak khawatir bahwa musim dingin yang sangat dingin dapat semakin membebani pasokan gas alam. Cina, misalnya, telah memerintahkan para penambang di Mongolia Dalam untuk meningkatkan produksi batu bara untuk mengurangi krisis energinya.
"Karena harga-harga energi lain seperti gas alam dan batu bara terus didorong lebih tinggi, risiko-risiko kenaikan di pasar minyak telah mulai meningkat," kata Christopher Kuplent dari Bank of America.
Kenaikan harga minyak juga terpengaruh oleh lonjakan harga-harga gas Eropa, yang telah mendorong peralihan ke minyak untuk pembangkit listrik. Harga acuan gas Eropa di pusat TTF Belanda pada Jumat lalu yang setara dengan minyak mentah sekitar US$ 200 per barel. Harga itu didasarkan pada nilai relatif dari jumlah energi yang sama dari masing-masing sumber, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Eikon.
BISNIS
Baca: Berubah, Jokowi Kini Izinkan APBN Dipakai untuk Proyek Kereta Cepat