Adapun kredit consumer banking tumbuh sebesar 10,4 persen secara tahunan atau mencapai Rp92,8 triliun. Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang berbasis payroll tumbuh 19,6 persen (yoy) atau sebesar Rp32,7 triliun dan disusul kredit pemilikan rumah tumbuh 6,3 persen (yoy) atau Rp47,6 triliun.
Pendapatan jasa yang bersumber dari surat berharga juga tumbuh 115,4 persen (yoy) mencapai Rp1 triliun dan pendapatan jasa yang bersumber dari layanan trade finance tumbuh 20,4 persen (yoy), mencapai Rp 732 miliar.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,5 persen (yoy) atau sebesar Rp646,6 triliun. Rasio CASA pada Juni 2021 mencapai 69,6 persen atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini, yaitu sebesar Rp450,1 triliun atau tumbuh 11,5 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan DPK tersebut menjadi penyangga pertumbuhan aset sebesar 5 persen (yoy) atau mencapai Rp875,1 triliun.
Pertumbuhan aset yang didominasi oleh dana murah itu merupakan salah satu pencapaian transformasi digital yang gencar dilakukan perseroan dan telah mulai menunjukkan hasil di mana 70 persen dari CASA yang dihimpun merupakan kontribusi dari kinerja BNI Direct dan BNI Mobile Banking, dua dari tiga produk champion BNI dalam digitalisasi layanan perbankan.
Baca: Topang Pertumbuhan Ekonomi, BNI Konsisten Dorong Peningkatan Kredit