Ke depannya, ia mengatakan manajemen KCIC terus melakukan review dan negosiasi dengan konsorsium kontraktor HSRCC untuk bisa menekan estimasi nilai cost overrun.
"Efisiensi terus dilakukan, restructuring fisik proyek juga terus dilakukan. Restructuring dengan kreditur dari CDB juga terus dilakukan. itu sangat tough," kata Salusra.
Seperti diketahui, pendanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibiayai sebesar 75 persen oleh pinjaman dari China Development Bank. Sementara itu, sebesar 25 persen kebutuhan proyek didanai dari ekuitas.
"itu dari pemegang saham Indonesia dari PSBI 60 persen, 40 persen dari Beijing Yawan," kata Salusra.
Berdasarkan kesepakatan awal, tambahan biaya dalam keberjalanan proyek atau cost overrun akan dibebankan secara best endeavor sesuai masing-masing pemegang saham.
"Jadi kalau terjadi event of default atas project ini, maka sesuai perjanjian sponsors letter tersebut maka tanggung jawab sampai ke level BUMN sponsor," ujarnya. Adapun BUMN yang terlibat proyek tersebut antara lain PT Wijaya Karya Tbk, PT KAI, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PTPN.
Baca Juga: Top 3 Tekno Berita Kemarin: Kereta Cepat Lokal, PeduliLindungi Halangi Masuk Mal