Jadi, kata dia, saat ini kenaikan harga sahamnya masih bersifat psikologis belum didukung data bisnis yang riil. "Saham ini, saat ini, belum bisa dikalkulasi secara fundamental, dan pembeli saham harus menjaga kontrol risiko dengan ketat," tuturnya.
Sebelumnya, melalui akun Instagramnya, Yusuf Mansur menilai saham REAL punya fundamental bagus dan bisa jadi kendaraan buat seluruh bisnis properti. "Tar kita kelola yang bener ini perusahaan. bukan jadi perusahaan goreng-gorengan. tumbuh dan besar bareng. Saya masuk dengan izin Allah jadi pemegang sahamnya," katanya lewat akun @yusufmansurnew, Senin, 16 Agustus 2021.
Ia menyebutkan banyak hal menarik yang bisa dilakukan terkait bisnis properti, misalnya mendirikan dan mengembangkan pesantren di 100 kota. "Dengan propertinya sekalian. Berarti akan ada 100 proyek properti sebagai berikut nempel sama pesantren," ucapnya.
Selain itu, dalam bayangannya, nanti akan bisa mengundang pemilik-pemilik tanah kecil, 100 meter sampai 1.000 meter. Di kota-kota besar, dibarengi membangun klaster-klaster kecil.
"Pemilik tanah langsung jadi CEO. Yg ngerajut, REAL. Ini bakal gila. Masuk 1.000 tanah aja... udah langsung 1.000 cluster. Kita bisa right issue bareng. Imbreng aset, gede banget ini. belum lagi revitalisasi rumah orang-orang kampung di perumahan-perumahan gede," ujarnya.
Prospek lebih bagus lagi, menurut dia, jika perusahaan bisa melibatkan BUMN-BUMN Properti. "Wuih, sedap dah... insyaaaAllah... jalan kenceng nambahin gerak ekonomi Indonesia," tulis Yusuf Mansur.
Baca: Citilink Perpanjang Layanan Tes PCR dan Antigen Gratis untuk Penumpang Hingga 30 Agustus