Masalah keuangan Garuda terjadi karena maskapai menyimpan warisan masalah masa lalu yang bertumpuk-tumpuk. Yenny mengatakan pada era lampau, Garuda melakukan pengadaan pesawat yang bermasalah sehingga berdampak pada keuangan saat ini.
Garuda juga melakukan pengadaan yang tidak cocok dengan karakter bisnis perusahaan. Akibatnya, Garuda menanggung rugi terus-menerus. Di sisi lain, saat kondisi keuangan memburuk, Garuda menemui hambatan untuk melakukan negosiasi dengan para lessor-nya.
“Karena tentu ini uang miliaran rupiah, ratusan miliar, pasti akan alot. Perlu dukungan doa tambahan semngat agar bisa sukses perjuangkan upaya-upaya ini,” kata Yenny.
Selama menjadi komisaris, Yenny Wahid mengatakan telah mendorong perusahaan melakukan penghematan. Salah satunya dengan migrasi sistem IT. Dengan migrasi ini, ia menaksir Garuda bisa hemat lebih-kurang Rp 1 triliun.
Baca: Yenny Wahid Remi Mengundurkan Diri Sebagai Komisaris Garuda
FRANCISCA CHRISTY ROSANA