Kala itu, dia bisa melayani pelanggan makan di tempat sampai ratusan orang. Belum lagi antrean orderan yang dibungkus. Terhitung setiap hari, minimal lebih dari seratus mangkok ludes terjual.
Namun hari ini, Aan dan dua pekerja lainnya belum genap menjual sepuluh mangkok. Kondisi selama PPKM kali ini bahkan lebih buruk ketimbang awal masa pandemi. Penjualan yang menurun itu berdampak terhadap upah yang ia terima.
“Upah kan sesuai penjualan juga,” katanya. Tak jarang Aan mengandalkan penjualan dari pemesanan online melalui GrabFood atau GoFood selama PPKM, walau tak terlalu membantu. Sehari, total dari penjualan langsung dan melalui aplikasi tak pernah mencapai 50 mangkok.
Rupanya kebijakan pemerintah mengizinkan mal dan pusat perbelanjaan menerima tamu sejak 10 Agustus lalu tidak terlampau mengubah keadaan. Aan mengatakan minat pengunjung belum terdongkrak.
Tetangga kios Aan, Nurul Hikmah, merasakan nasib sama. Karyawan toko roti Venus ini mengaku jumlah pengunjung masih segelintir sejak mal dan pusat perbelanjaan kembali beroperasi.
“Tiga hari ini kami paling mentok hanya menjual 50 boks. Soalnya orang tidak datang, karyawan kantoran juga tidak lewat,” kata wanita berusia 37 tahun ini.
Padahal semasa sebelum PPKM darurat diterapkan, tokonya masih bisa menjajakan sekitar 120 boks per hari. Kebanyakan para pembeli adalah karyawan dan reseller. Dia berharap kondisi segera membaik agar usaha kulinernya di Pusat Grosir Cililitan ini bisa tetap bertahan.
Baca: Erick Thohir Minta PLN Setop Permainan Proyek-proyek Tak Penting, Apa Maksudnya?