Di sisi lain, Luhut memerintahkan Panglima TNI untuk mengkoordinasikan penambahan pengetesan dan pelacakan kasus Covid-19 yang akan dimulai pada pekan depan, 27 Juli, di tujuh wilayah aglomerasi se-Jawa dan Bali. Pengetesan dan pelacakan akan menyasar pada delapan orang yang melakukan kontak erat dengan pasien.
Upaya ini dilakukan agar pasien Covid-19 dapat memperoleh pertolongan lebih lanjut. "Kalau bisa, TNI segerakan proses testing, agar kita bisa membawa penderita ketika saturasi oksigennya masih di atas 80 sehingga mereka masih bisa tertolong," ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan,bahwa berdasarkan berbagai laporan, pasien yang dibawa ke rumah sakit umumnya sudah dalam kondisi parah. Mereka terlambat memperoleh penanganan saat saturasi oksigennya sudah di bawah 90.
"Pasien yang tidak tertolong itu masuk RS sudah terlambat, saturasi oksigennya hanya 70 atau 80," katanya. Padahal, masa inkubasi dan masa sakit penderita Covid-19 varian delta relatif cepat.
Budi pun akan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk melengkapi fasilitas kesehatan daerah dengan oxymeter. “Jadi kalau saturasinya masih di atas 94 itu masih aman untuk melakukan isoman di rumah dengan catatan tidak bergejala. Tetapi kalau bergejala dan saturasinya di bawah 94 harus segera dirawat di lokasi isoter atau RS yang memiliki fasilitas alkes dan nakes,” katanya.
Baca: RI Akan Produksi Laptop Merah Putih, Luhut: Kita Tidak Boleh Impor-impor