TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus mempersiapkan alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Salah satu aspek yang menjadi prioritas adalah proses transfer pekerja. PHR telah mengirimkan surat pernyataan menerima penawaran dan Perjanjian Kerja kepada semua pekerja CPI.
Hasilnya, dari 2.700-an pekerja, sebanyak 98,5 persen telah mengembalikan dan menandatangani Surat Perjanjian Kerja dan hanya 1,5 persen pekerja yang tidak mengembalikan. Alasan mereka yang tidak mengembalikan antara lain karena sudah menjelang usia pensiun dan ingin pensiun dini, melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan alasan lainnya.
Direktur Utama PHR, Jaffee Arizon Suardin, menyambut baik progres pengembalian acceptance letter dan employment agreement oleh pekerja Checron Pacific Indonesia ini.
“Dengan bergabungnya pekerja CPI menjadi keluarga besar Pertamina, maka akan memiliki kesempatan berkarier yang lebih luas di Pertamina Group. Saya yakin, bersama kita dapat menjadi tim yang solid, berkolaborasi dan bersinergi untuk mengembangkan bisnis perusahaan saat ini dan di masa depan untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Jaffee dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Juli 2021.
Sementara itu Senior Vice President Rokan Transition CPI, Wahyu Budiarto, menyampaikan apresiasi kepada Pertamina dan semua pihak yang telah mendukung proses ini sehingga transisi berjalan dengan sangat baik.
Ia mengatakan transisi di bidang sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dan paling kritis dalam menunjang alih kelola Blok Rokan. Oleh karena itu, dia berujar seluruh langkah dipersiapkan bersama dengan matang guna mencapai transisi yang selamat, andal dan lancar.