"Terlepas dari itu, harga tertinggi baru menunjukkan keberlanjutan pergerakan bullish ini dengan beberapa nilai yang lebih tinggi kemungkinan terbentang di depan," kata Ritterbusch.
Minyak mentah telah meningkat selama dua minggu, dengan Brent melonjak 38 persen tahun ini dan WTI melambung 43 persen, dibantu oleh pemulihan baru-baru ini dari gangguan permintaan terkait pandemi dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya.
Kelompok produsen yang dikenal sebagai OPEC+ telah mendorong harga minyak dengan tetap menahan pembatasan pasokan hingga Juli. Pada Senin, 7 Juni 2021, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan OPEC+ memperkirakan persediaan akan turun lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Analis memperkirakan harga minyak akan tetap naik, dengan kemunduran singkat, karena meningkatnya permintaan global menyusul keputusan Amerika Serikat dan Eropa untuk melonggarkan pembatasan COVID-19, sementara India telah mulai melonggarkan penguncian terbarunya.
"Dengan beberapa perbaikan dalam situasi pandemi di India dan pemulihan di AS, Cina, dan Eropa tetap berada di jalurnya, minyak akan tetap dibeli saat turun," kata Jeffrey Halley, analis di broker OANDA.
ANTARA
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melejit ke USD 71 per Barel, Rekor Tertinggi Sejak Maret 2020