Silmy menjelaskan saat ini masih terdapat proses akuisisi internal dari PT KBS sebagai salah satu upaya persiapan IPO sehingga perseroan lebih mendorong KTI untuk IPO pada tahun ini. Namun, tidak menutup kemungkinan PT KBS juga dapat melakukan IPO pada 2021.
"Karena situasi pasar saat ini, jadi kami tidak membabi buta untuk IPO semuanya, mungkin tahun ini kami bisa pilih 1-2 yang di-IPO-kan,” ujar Silmy.
KRAS juga baru-baru ini menambah penyertaan modal pada PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) sebesar Rp 798 miliar. Artinya total penyertaan modal Krakatau Steel pada PT KTI menjadi Rp 818 miliar. Silmy mengatakan penambahan modal ini dipersiapkan untuk memperkuat struktur permodalan PT KTI dalam rangka pengembangan usaha ke depan dan persiapan IPO.
"PT KTI sedang melakukan beberapa inisiatif pengembangan bisnis di antaranya menyiapkan pasokan air bersih berkapasitas 400 liter per detik untuk rencana pembangunan pabrik baru PT Lotte Chemical Indonesia PT (PT LCI) dan memasok air bersih kapasitas 1.000 liter per detik untuk PT Chandra Asri Petrochemical," ungkapnya.
Krakatau Steel selalu mendorong anak perusahaan untuk mengembangkan usahanya di seluruh Indonesia. Saat ini PT KTI sedang mengerjakan berbagai proyek termasuk pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Gresik yang bekerja sama dengan PT PP untuk menyuplai kebutuhan PDAM Gresik berkapasitas 1.000 liter per detik.
Proyek lainnya, yakni PT KTI bekerja sama dengan PT Adhi Karya membangun SPAM di Kendari yang rencananya akan selesai pada akhir 2021. PT KTI juga sedang membidik proyek penyediaan air untuk PT Amman Mineral di Sumbawa dan pengelolaan air minum di Batam.