Presiden Direktur Sumber Alfaria A. Hans Prawira mengatakan capex yang diperlukan untuk pengembangan bisnis ini mencapai sekitar Rp 100 miliar. Namun, pandemi sejak tahun lalu membuat perseroan akan meninjau ulang lagi kecepatan ekspansi bisnis baru tersebut.
“Capex-nya berapa? Kami agak hati-hati melihat pengembangan Alfa X ini terlebih saat pandemi karena penggagasannya sudah sejak sebelum pandemi,” ujar Hans.
Awalnya perseroan berniat membuka Alfa X yang memadukan minimarket sekaligus tempat berkumpul (coworking space) di gerai-gerai Alfamart yang sudah ada.
Hingga 31 Desember 2020 perseroan memiliki gerai Alfamart sejumlah 15.434 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena daya beli terpukul pandemi, saat ini Hans mengatakan pembukaan Alfa X tidak akan lebih dari 50 corner saja.
Begitu pula dengan Bean Spot tidak akan dibuka di seluruh gerai perseroan. Adapun, Bean Spot merupakan pojok yang menjual kopi segar (fresh coffee). Awalnya, perseroan melihat ada 1.500—2.000 gerai yang berpotensi mendapat tambahan Bean Spot ini. “Bean Spot rencananya dibuka di Alfamart yang berpotensi menjual fresh coffee, tidak di semua Alfamart,” kata Hans.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020, pengelola gerai waralaba Alfamart ini mencatatkan pendapatan senilai Rp 75,82 triliun. Realisasi itu naik 3,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya Rp 72,94 triliun.
Kendati pendapatan meningkat, beban yang meningkat bikin laba pengelola waralaba Alfamart tercatat senilai Rp 1,06 triliun pada 2020 atau turun 4,58 persen dibandingkan dengan 2019 senilai Rp 1,11 triliun.
BISNIS
Baca juga: Alfamart Targetkan Buka 200 Toko Baru di Filipina Tahun Ini