Saat ini, Sritex telah menjadi produsen tekstil-garmen terintegrasi dengan lebih dari 17 ribu karyawan yang mengkonsentrasikan sebagian besar operasinya di lahan seluas 79 hektar di Sukoharjo, Jawa Tengah. Perusahaan ini memiliki empat lini produksi mulai dari pemintalan, penenunan, pencetakan, pencelupan, dan garmen.
Perusahaan ini juga tercatat memiliki tenaga-tenaga profesional dari dalam dan luar negeri, seperti Korea Selatan, Filipina, India, Jerman, maupun Cina. Sritex juga telah memiliki banyak pelanggan peritel besar seperti H&M, Walmart, K-Mart dan Jones Apparel.
Hingga tahun 2020, Perusahaan memiliki 4 entitas anak, yaitu PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, PT Primayudha Mandiri Jaya dan Golden Legacy Pte Ltd yang mendukung bisnis perusahaan induk.
Pada 2020, perseroan mencatatkan penjualan sebesar US$ 1,28 miliar. Angka tersebut naik dari US$ 1,18 miliar di tahun sebelumnya. Di sisi lain, beban pokok penjualan pada 2020 pun membengkak menjadi US$ 1,05 miliar. Pada 2019, beban pokok penjualan tercatat hanya sekitar US$ 0,95 miliar.
Dengan demikian, laba tahun berjalan Sritex pada tahun 2020 tercatat US$ 85,32 juta. Angka itu turun dari tahun 2019 yang sebesar US$ 87,65 juta.
Baca: Babak Baru Gugatan PKPU Terhadap Bos Sritex, Bank QNB Hadirkan KEB Hana