"Saya pernah ke Beijing. Di Beijing itu ada restoran halal, ada tempat salat. Layanannya itu dari Beijing sehingga banyak saya lihat (wisatawan) dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan dari beberapa negara lain itu banjir ke sana dan mereka nyaman," ujarnya.
Ma’ruf juga menyebut objek wisata di Nami Island, Korea Selatan. Di kawasan wisata itu tersedia rumah makan-rumah makan yang menyediakan menu halal hingga musala.
Pemerintah pun, menurut Ma’ruf, kini mendukung pengembangan wisata halal dengan menyediakan berbagai fasilitas pelayanan syariah. Ma’ruf menjelaskan saat ini Nusa Tenggara Barat sebagai destinasi wisata halal di Indonesia bahkan sudah mulai membuka pendidikan jurusan pariwisata bagi santri. Pendidikan diberikan melalui balai latihan kerja (BLK) di pesantren-pesantren.
Salah satu tujuannya ialah mencetak para pemandu wisata halal. "Santri dididik untuk bagaimana dia menjadi pemandu wisata. Nah, ini dalam rangka mengembangkan wisata halal," ucap Ma’ruf.
BACA: Pengembangan Wisata di Menara Kudus, 6 Desa Diusulkan Jadi Desa Heritage
FRANCISCA CHRISTY ROSANA