Pada kuartal kedua tahun ini pemerintah tetap optimistis perekonomian akan meningkat secara pesat. Pasalnya, konsumsi dan investasi akan meningkat seiring dengan proses vaksinasi dan transmisi kebijakan moneter yang meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah dolar AS yang mencoba untuk memperpanjang reli pada hari ini. Hal tersebut seiring dengan prospek kemungkinan suku bunga AS yang lebih tinggi dan aksi jual saham teknologi memperburuk sentimen risiko untuk keuntungan mata uang safe-haven.
Lonjakan ini sebagian dipicu oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang mengatakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk menghentikan ekonomi yang terlalu panas karena rencana pengeluaran Presiden AS Joe Biden.
Namun begitu, Yellen juga mengklarifikasi bahwa bagaimanapun, pihaknya tidak melihat tanda-tanda inflasi dan tidak memprediksi pergerakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.
Lebih jauh, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah pada esok hari akan melanjutkan pelemahannya. Rupiah akan dibuka berfluktuasi dan ditutup melemah tipis pada rentang Rp 14.420 - 14.450 per dolar AS.
BISNIS
Baca: Umumkan Ekonomi RI Masih Resesi, BPS: Tanda Perbaikan Semakin Nyata