Febri menyatakan berkomitmen memimpin Vale Indonesia atau perusahaan dengan kode saham INCO itu dalam melaksanakan agenda pengembangan di Bahodopi, Pomala, dan Sorowako, yang didorong oleh tujuan perusahaan yakni memberi kontribusi dari pertambangan kepada masyarakat secara keseluruhan dan membawa kemakmuran bagi semua.
"Terlepas dari tantangan yang luar biasa, kami berkomitmen untuk menerapkan praktik karbon netral dalam memproduksi nikel, material penting untuk rencana dekarbonasi dunia,” kata Febri.
Kiprah Febriany Eddy kemudian mengantarkannnya masuk dalam jajaran Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific 2015. Dengan begitu, ia termasuk satu dari sedikit perempuan di dunia yang menempati posisi paling strategis di industri tambang.
Ibu dari dua anak--Kyra dan Evan--ini terpilih sebagai Asia’s Top Sustainability Superwomen pada tahun 2019. Ia juga aktif menyuarakan kesetaraan, keberagaman, inklusi, dan keberlanjutan, melalui berbagai forum, seperti Women in Mining & Energy (WIME), Indonesia Business Council for Women Empowerment (IBCWE)
Kini Febri menjabat sebagai Vice Chairman Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Kecintaannya terhadap alam Indonesia membuat dirinya menekuni hobi menyelam dan menjadikan keberlanjutan sebagai misi pribadi.
Vale Indonesia sepanjang tahun 2020 mencetak pendapatan sebesar US$ 764,74 juta, atau terkoreksi tipis 1,82 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$ 782,01 juta. Perusahaan juga berhasil menekan beban pokok pendapatan 2020 menjadi sebesar US$ 640,4 juta atau turun 4 persen dibandingkan dengan beban pokok pendapatan 2019 sebesar US$ 664,3 juta.
Secara keseluruhan pada tahun berjalan, Vale Indonesia berhasil mencetak pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 44,2 persen menjadi US$ 82,81 juta. Kenaikan laba itu bila dibandingkan dengan perolehan laba di 2019 sebesar US$ 57,4 juta.
BISNIS