Kedua, aturan itu menyebutkan impor pangan dapat dilakukan apabila produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional tidak tercukupi.
Lebih jauh Lely menyebutkan polemik impor beras saat ini terjadi karena waktu melakukan impor tidak tepat. "Ini dilakukan pada periode panen. Saat ini masih musim panen, bahkan baru mulai. Bulog juga baru mulai pengadaan, belum kelihatan stok (pasti) berapa," ucapnya. Pengumuman rencana impor juga otomatis membuat psikologi pasar terganggu.
Rencana impor 1 juta beras dalam waktu dekat sebelumnya diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia mengatakan langkah itu diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di Tanah Air. Impor tersebut adalah bagian dari rencana penyediaan beras sebesar 1-1,5 juta ton oleh pemerintah.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga mengatakan impor beras 1 juta ton di 2021 tidak akan menghancurkan harga di tingkat petani. Dia memastikan bahwa kebijakan itu bertujuan menjaga stok dan menstabilkan harga beras.
"Ini (impor beras) bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," kata Mendag dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.
Baca: Soal Impor Beras, Ganjar: Jangan Ada Keputusan Menyinggung Perasaan Petani