Bursa Efek Indonesia pun menjelaskan terdapat sejumlah parameter yang dijadikan acuan dalam pengawasan perdagangan efek. Kondisi harga saham menyentuh batas atas auto reject (ARA) dan batas bawah auto reject (ARB) merupakan salah satu indikator saja sebelum bursa memberi peringatan UMA (unusual market activity) maupun suspensi saham.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian Manullang menyebutka tujuan pemantauan bursa adalah untuk melihat ada tidaknya ketidakwajaran dari transaksi yang terjadi di pasar.
“Tindakan pengawasan UMA tidak bergantung kepada ARB atau ARA. Setiap aktivitas transaksi dari semua saham dipantau secara otomatis melalui sistem SMART bursa,” kata Kristian.
Belakangan ini, pelaku pasar mengeluhkan saham-saham yang berkali-kali menyentuh batas bawah auto reject, tapi tidak mendapat peringatan UMA maupun suspensi dari bursa. Sementara saham-saham yang mengalami kenaikan signifikan menyentuh batas atas auto reject lebih sering mendapat UMA dan suspensi.
Beberapa saham yang berkali-kali menyentuh ARB selama dua pekan berturut-turut antara lain adalah KAEF, INAF, dan IRRA. Sedangkan saham yang menyentuh ARA dan telah dikenakan suspensi a.l. GLOB, KIOS, dan CANI.
Menanggapi hal itu, Kristian mengatakan untuk saham-saham yang turun setiap hari seperti KAEF sudah pernah diberi UMA dan suspensi. “Saham KAEF sudah pernah kita UMA dan pernah di-suspend cooling down,” tutur Kristian.
Tak hanya IHSG, mayoritas mayoritas indeks saham di Asia juga melemah menyusul pergerakan bursa berjangka Dow Jones Index Future yang sempat anjlok 2,5 persen. Indeks Nikkei 225 di Tokyo turun 1,66 persen. Begitu juga dengan indeks Hang Seng di Hong Kong dan Shanghai Composite di Cina.
BISNIS
Baca: IHSG dan Rupiah Diprediksi Kompak Melemah pada Hari Ini, Apa Sebabnya?