TEMPO.CO, Jakarta - PT Bio Farma (Persero) memastikan penyuntikan vaksin Sinovac untuk Covid-19 menunggu izin pengunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Meskipun vaksin ini sudah didistribusikan, penggunaannya tetap harus EUA,” ujar Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Herianto, saat dihubungi pada Senin petang, 4 Januari 2021.
Penerbitan EUA oleh BPOM saat ini masih dalam proses. Mengikuti persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, otoritas mesti melakukan pengamatan terhadap interim analisis dari uji klinis vaksin minimal tiga bulan untuk memperoleh data keamanan dan khasiatnya.
Namun sebelum EUA keluar, Bio Farma telah mendistribusikan vaksin ke daerah. Pada 3-4 Januari, sebanyak 714.240 dosis vaksin Sinovac vial atau jadi didistribusikan ke 32 provinsi.
Pengiriman vaksin masih berlanjut ke dua provinsi pada Selasa, 5 Januari 2020. Sehingga, secara merata, 34 provinsi akan menerima distribusi vaksin pada pengiriman tahap pertama.