Proyek ini mencakup pengembangan fasilitas penunjang kilang minyak. Adapun cakupan pekerjaan Hutama Karya yakni pengerjaan pipeline onshore dan offshore dengan diameter 20 inch, fasilitas terminal seperti steam generation, cooling system, fire protection system, effluent treatment, IA/PA system, dan fasilitas penunjang lainnya.
Adapun pekerjaan CPP mencakup single point mooring (SPM), pipeline end manifold (PLEM), pipeline onshore dan offshore dengan diameter 52 inch serta crude oil tank. Pipeline onshore dan offshore 52-inch ini pun akan menjadi pipeline dengan diameter terbesar milik Pertamina.
Pengembangan fasilitas ini dilakukan seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak mentah di Indonesia, yang mendorong Pertamina meningkatkan kapasitas penyimpanan yang ada di RDMP RU V - Balikpapan.
Lebih jauh, Novias Nurendra memastikan bahwa dalam pengerjaan proyek tersebut diterapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat, yang mana hal itu diawasi secara ketat oleh tim Quality, Health, Safety, Security & Environment (QHSSE) Hutama Karya.
Protokol kesehatan itu mencakup pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki area kerja, penggunaan masker, dan penyediaan tempat cuci tangan di area mess pekerja dan area kerja, pembatasan jarak antara rekan kerja minimal 2 meter, penyemprotan disinfektan rutin di area mess, dan area kerja hingga suplai vitamin sesuai anjuran dokter untuk para pekerja.
“Selama masa pandemi Covid-19, masih tetap ada risiko kesehatan bagi para pekerja di lapangan. Namun di sisi lain, progress proyek harus tetap berjalan. Oleh karena itu, kami selalu melakukan tindakan pencegahan secara serius dan menerapkan protokol kesehatan dalam bekerja,” ujarnya.
BISNIS
Baca: Hutama Karya Akan Ajukan Perpanjangan Konsesi Beberapa Ruas Tol Trans Sumatera