Ekspansi ke Kongo menambah daftar jangkauan PT INKA ke pasar luar negeri. Perseroan baru merampungkan pengiriman 250 kereta pesanan Bangladesh pada awal bulan ini. Ada juga sisa kontrak tiga lokomotif dan 15 kereta commuter pesanan Filipina senilai Rp 363 miliar yang bakal dikirim setelah uji operasi. Proyek itu belum temasuk pengadaan 31 trainset Light Rail Transit untuk PT KAI (Persero) senilai Rp 3,9 triliun.
Menurut dia, INKA bisa memperluas pasar global ke Taiwan dan Australia bila pabrik Banyuwangi selesai sepenuhnya. Dengan luas 83 hektare, pabrik berkapasitas produksi 500 unit kereta per tahun itu disiapkan untuk menggarap kereta ekspor berkualiatas tinggi.
Investasi TSG Global di Kongo tak hanya melibatkan INKA. Banyak perseroan lain yang juga mendapat proyek di tanah Afrika Tengah itu, seperti PT Barata Indonesia (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Nota kesepahaman keempat entitas tersebut dengan Kongo diteken di kantor PT INKA, Madiun, beberapa waktu lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Barata Indonesia, Bustomek Nawawi, membenarkan perusahaannya kebagian proyek pengerjaan kota pintar (smart city) di sejumlah wilayah di Kongo. Paket proyek senilai Rp 3 triliun itu mencakup pengembangan konsep jalan tol dan infrastuktur sipil. “Setelah MoU, kami sedang memantapkan rencana eksekusi,” ujarnya kepada Tempo. “Studi kelayakan sudah dikerjakan sejak awal 2020.”
Baca: Kontrak Gerbong Kereta Inka Rp 3,5 T Berlanjut Meski Pengiriman Ditunda
YOHANES PASKALIS