Sri Mulyani pun menyadari hal ini sehingga lahirlah paket bantuan kuota internet untuk anak sekolahan sampai mahasiswa. Tak kurang, anggaran Rp7,21 triliun digelontorkan Sri Mulyani.
Masalah muncul lagi ketika ingin memberi bantuan kuota internet. Sebab, pemerintah harus memastikan bantuan ini tepat sasaran ke siswa dan digunakan untuk belajar. "Apakah kita tahu nomornya? yang nikmati ibunya, anaknya atau siapa?" ujar Sri Mulyani.
Ketika kuota internet sudah diberikan pun, kata dia, ada survei yang mengatakan sebagian kuota justru digunakan siswa untuk bermain game online. Belakangan, Kemendikbud tidak mempermasalahkan hal ini.
Sri Mulyani memahami kondisi ini. Tapi bagi dia, tidak mungkin harus menunggu data lengkap, baru kuota diberikan. "Poin saya, jangan sampai keinginan untuk sempurna, mencegah untuk berbuat sesuatu," kata dia.
Ini hanya satu masalah. Belum lagi tekanan dari orang tua dan guru sekolah yang semakin kewalahan akibat kegiatan belajar di rumah. Untuk itulah, Sri Mulyani berharap reformasi pendidikan di Kemendikbud ini berjalan lebih cepat.
Lantaran, pandemi bisa saja bertahan sampai tahun depan. "Kita harus berpikir jangka panjang, harus bisa menyelenggarakan proses pendidikan ini, meski tidak sempurna," kata Sri Mulyani berharap kepada Nadiem Makarim.
Baca: Sri Mulyani Pangkas Pungutan Ekspor Veneer Kayu Jadi 5 Persen
FAJAR PEBRIANTO