Kemenkeu memperkirakan proses vaksinasi ini akan menambah biaya sehingga aggarannya harus disediakan APBN. Sri Mulyani menyatakan cadangan anggaran terkait dengan vaksinasi tersebut telah disiapkan.
"Yang penting kita transparan, kita sampaikan ke masyarakat ini bukan masalah hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Pemerintah akan mengkomunikasikan secara jelas kepada masyarakat," tutur Sri Mulyani.
Sementara itu, produsen farmasi pelat merah PT Bio Farma (Persero) memperkirakan harga vaksin Covid-10 sekitar Rp 200.000 per dosis. Kisaran harga tersebut menggunakan asumsi bahan baku vaksin berasal dari Sinovac, perusahaan yang digandeng oleh Bio Farma.
“Ini kan tujuannya agar tidak memberatkan pemerintah dan masyarakat. Itu (kisaran harga) masih kurang lebih, mudah-mudahan bisa lebih murah atau malahan gratis,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto dalam konferensi pers.
Hingga kini, skema pembiayaan untuk vaksin mandiri masih belum final. Tapi setidaknya sudah sejumlah opsi pembiayaan vaksin yakni ditanggung oleh pemerintah atau dibebankan kepada masyarakat. Opsi lain adalah campuran yakni ada yang ditanggung pemerintah dan sebagian dibebankan kepada masyarakat.
Sembari menunggu kesiapan vaksin, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau agar masyarakat juga tidak memandang vaksin sebagai satu-satunya jalan keluar dari pandemi Covid-19.
Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk memerangi Covid-19 dengan melakukan perubahan perilaku khususnya menjalankan protokol kesehatan, dengan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
“Mari kita seluruhnya disiplin mempraktikkan menjalankan protokol kesehatan 3M ini sehingga bisa melindungi keseluruhan masyarakat. Semakin banyak yang melakukan 3M semakin baik, sambil menunggu vaksin,” kata Wiku.
BISNIS
Baca: Ke Swiss, Indonesia Temui UNICEF Bahas Distribusi Vaksin dari Covax