Johnny mengatakan, Indonesia juga terus mengembangkan teknologi lainnya untuk mendukung kebutuhan digital. Kebutuhan yang tinggi serta biaya yang tidak murah, Indonesia mendapat dukungan dari sejumlah negara.
Pihaknya telah bertemu dengan delegasi negara sahabat dan telah menerima komitmen untuk membantu pengembangan sarana digital Indonesia.
"Seperti, pemerintah Perancis memberikan dukungan dalam pembangunan pusat data sekitar US$ 400 juta, Amerika Serikat juga akan mendukung digitalisasi broadcasting Indonesia, Jepang juga sama," ujar Johnny.
Oleh karena itu, dengan situasi pandemi, menurut dia, harus bisa mengambil peluang guna melakukan reformasi di seluruh sektor. Satelit tersebut direncanakan akan meluncur pada 2023 dengan menggandeng perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, sebagai pabrikan untuk satelit peluncur.
Ia berharap peluncuran satelit tersebut dapat menjangkau setidaknya sekitar 150 ribu titik layanan publik yang saat ini belum memiliki atau belum mendapatkan akses internet yang memadai.
Baca juga: Satelit Nusantara 2 yang Gagal Orbit Sudah Diasuransikan Penuh