TEMPO.CO, Jakarta - Setelah terbit Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang larangan mudik, pemerintah mencatat pergerakan orang turun signifikan terutama bila dibandingkan dengan tahun lalu.
Kepala Bagian Pentarifan dan Pelaporan, Biro Perencanaan Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono menjelaskan penerapan aturan berlaku 24 April - 31 Mei 2020 membuat jumlah jumlah penumpang di hampir semua moda transportasi turun drastis.
"Rata-rata penumpang AKAP turun 92 persen, kereta api jarak jauh turun 81,9 persen, lintas penyeberangan utama di Merak-Bakauheni turun 78 persen, Ketapang-Gilimanuk juga turun 53 persen," kata Djarot dalam seminar daring di Jakarta, Rabu, 20 Mei 2020.
Begitu juga jumlah penumpang di kapal laut dan penerbangan. Menurut Djarot, jumlah penumpang yang menggunakan dua moda transportasi itu juga turun dengan persentase yang sama, yakni 76,95 persen.
Walau sempat ditutup sepenuhnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kemudian mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease.
Beleid yang mengatur operasional pembatasan perjalanan orang itu pada gilirannya turut mempengaruhi pergerakan orang. "Jadi memang sedikit melonggarkan, tapi dengan persyaratan yang cukup ketat," kata Djarot.
Dari pemantauan Kemenhub, sejak keluarnya Surat Edaran Gugus Tugas itu, pergerakan orang cenderung mengalami kenaikan. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, jumlahnya mengalami penurunan yang signifikan.
"Pergerakan orang pasca Surat Edaran ini lebih banyak didominasi oleh tujuan kedinasan dan pekerjaan," ujar Djarot. Adapun pergerakan barang, khususnya kontainer untuk daerah masih didominasi Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Lebih jauh Djarot mengatakan distribusi barang pokok masih terjamin dengan jumlah yang meningkat dibanding Januari lalu. Namun, pergerakan itu merupakan pergerakan yang bersifat konsumsi.
"Berdasarkan data pergerakan hingga April, distribusi bahan pokok terjamin dengan jumlah yang diangkut selalu meningkat sejak Januari 2020. Begitu pula dengan barang penting mengalami kenaikan jumlah angkut sejak Januari," kata Djarot.
ANTARA