Lebih jauh Luhut menyayangkan beberapa pihak tega memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan tak berdasar dan malah mengarah ke pribadi orang lain. Ia mengaku tidak pernah punya keinginan membungkam kritik, apalagi kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan bermanfaat. "Tapi saya juga ingin bangsa ini jadi bangsa terdidik, terbiasa saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan."
Di slide terakhir, Luhut menyinggung bahwa tuduhan ke pribadi seseorang bakal mengenai sisi paling privat orang tersebut. Hal ini lah yang kemudian dirasakannya. Oleh karena itu ia merasa perlu dilakukan tindakan agar setidaknya masyarakat Indonesia, juga anak cucunya belajar bahwa tiap tindakan pasti ada konsekuensinya.
Hingga berita ini diturunkan, postingan Luhut ini telah berkembang viral. Postingan Luhut menuai 224 komentar dan telah disukai oleh 2.111 pengguna Instagram.
Sebelumnya, Luhut tengah berpolemik dengan mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu. Said beberapa waktu lalu mengunggah akun wawancara bersama Hersubeno Arief, seorang konsultan media dan politik.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Said Didu. Antara dan TEMPO/Imam Sukamto
Dalam percakapan wawancara berdurasi 22 menit itu, Said dan Hersubeno membahas pelbagai hal yang menjadi tantangan seluruh dunia dalam menghadapi virus corona. Dalam video tersebut, Said menyoroti soal isu persiapan pemindahan ibu kota negara yang masih terus berjalan di tengah pandemi virus corona.
Adapun di video tersebut, Said berpendapat bahwa kebijakan pemerintah itu tidak memprioritaskan masalah kesejahteraan masyarakat. Said lalu menyebutkan bahwa Luhut, dalam kebijakan ini, turut berperan. Menurut dia, Luhut mengotot supaya Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak mengganggu dana pembangunan IKN.
Melalui sebuah surat yang ditujukan kepada Luhut, Said mengatakan bahwa pernyataannya dalam video di YouTube merupakan hasil analisisnya terhadap sejumlah kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Said menilai pemerintah terlalu condong menyelamatkan ekonomi ketimbang rakyat.
Ia juga menilai, Luhut terlalu mengutamakan investasi, walaupun itu merupakan tugas utama purnawirawan tersebut. "Bapak sebagai purnawirawan TNI bahwa dengan jiwa sapta marga, pasti akan memikirkan rakyat, bangsa, dan negara," ujarnya.
Dia pun menegaskan bahwa pernyataan yang ia sampaikan jauh dari kepentingan pribadi. Said merasa mempunyai kewajiban untuk bersikap demokratis, peduli.
Luhut telah meminta Said Didu mengirimkan permohonan maaf resmi yang diunggah di seluruh patform akun media sosialnya selama 2x24 jam. Namun, lantaran permintaan itu tidak dipenuhi, Luhut berkukuh akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalahnya dengan Said.