Dia menjelaskan, kekosongan masker di outletnya akibat tidak ada stok yang cukup pada waktu itu. Sehingga, ketika terjadi kepanikan publik akibat virus corona mulai masuk ke Indonesia, pihaknya tak memiliki stok lagi. "Karena kita enggak tau karena corona saat ini ngebooming. Stok kita kan engga banyak karena memang sisa awal tahun," ungkap Nabila.
Dia menuturkan, jika masih memiliki stok masker biasanya ia menjualnya dengan harga Rp 65 ribu setiap boksnya, dan cairan pembersih tangan seharga Rp 50 ribu setiap botolnya.
Kekosongan stok masker dan hand sanitizer juga dialami Apotek Kimia Farma Bintaro, Jalan Raya Bintaro Sektor V, Tangerang Selatan. Kata karyawan Apotek Kimia Farma yang tidak ingin disebutkan namanya, outletnya sempat mendapat stok masker sebanyak 13 kotak, dan 5 botol hand sanitizer kiriman dari gudang pemasok kebutuhan Apotek di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. "Jadi sekarang lagi nunggu (kiriman) lagi dari gudang," tuturnya kepada Tempo.
Ketika stok langka, ia membatasi pembelian sementara agar setiap konsumen bisa mendapatkan masker walaupun hanya sedikit. Jadi, ketika ada yang ingin membeli dalam jumlah satu kotak, pihaknya tidak memperkenankan. "Normalnya dijual per pcs, jadi setiap orang hanya membeli 2 pcs perhari," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir pun menyatakan bahwa stok masker dan perlengkapan kesehatan lainnya aman dan tersedia di seluruh apotek Kimia Farma. Adapun outlet toko obat pelat merah tersebut berjumlah 1.300 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Barusan saya sudah cek stok masker, cairan antiseptik, dan semua peralatan kesehatan lainnya ada tersedia," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.