Adapun indikator yang dipatok untuk tahun 2020 inia adalah mencapai kondisi Cemar Ringan untuk Sungai Citarum. “Sudah harus masuk di Cemar Ringan, selesai di tahun 2020. Tahun depan harapannya ke kelompok Kelas IV. Kelas III, dan II itu 3 tahun yang akan datang. Kelas IV itu airnya bisa dipakai untuk pertanian. Kelas III dipakai untuk perikanan, Kelas II untuk rekreasi wisatawan,” kata Haeru lagi.
Sementara indikator untuk sampah pada tahun ini menipis di badan sungai. “Kalau dulu ada tumpukan sampah, kemudian menyusut, sampai tidak ada lagi sampah. Tahun ini targetnya sampah sudah semakin menipis, berkurang di badan sungai. Kalau sekarang kita lihat sudah bersih, tapi sifatnya insidentil. Masih ada oknum nakal, kalau hujan masih ada yang sengaja buang sampah. Kita ingin memastikan mau hujan atau tidak, sungai clean,” kata Haeru.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, program pemulihan Sungai Citarum terbagi dalam beberapa kelompok kerja. “Mulai dari penanganan air limbah, ada limbah industri, domestik, persampahan; ada masalah penanganan lahan kritis, edukasi, dan ada penataan ruang, sampai Command Center. Program ini meluncur simultan,” kata dia, Kamis, 20 Februari 2020.
Setiawan mengatakan, khusus penanganan sampah terkendala pada terbagi-baginya kewenangan. “Sampah ini agak unik. Di dalam siklus sampah, mulai dari pengumpulan, pengangkutan, kemudian pengolahan, dan sampai pembuangan akhir; empat sub-sistem ini ke bagi-bagi dalam berbagai kewenangan. Kami menginginkan out-put sebagai indikator, bisa nggak tahun 2021 tidak ada lagi sampah di sungai. Tapi ada kendala bahwa pengumpulan, diserahkan kewenangannya ke pemerintah kabupaten/kota, lebih tepatnya banyak diserahkan ke RT/RW. Dan ini perlu dukungan,” kata dia.
Saat ini sedang dikaji cara untuk memangkas birokrasi yang kadang jadi kendalanya. “Seandainya kita bisa membuat sebuah kebijakan bahwa untuk Citarum, bisa diselenggarakan oleh pihak provinsi atau Satgas, akan lebih leluasa karena tidak lagi terkendala birokrasi. Kita lihat Citarum sangat urgent, tapi kalau masih ada layer-layer birokrasi, jadi sulit,” kata dia.
AHMAD FIKRI