"Nah tahu kan sekarang! Ongkos kirim saja dapat satu sampai dengan dua Brompton," cuit Susi dalam akun twitter @susipudjiastuti, Ahad, 15 Desember 2019. Brompton adalah salah satu merek sepeda lipat mewah yang juga jadi perbincangan karena sempat ada kasus kargo gelap pesawat Garuda Indonesia beberapa waktu belakangan.
Cuitan itu adalah lanjutan dari unggahan Susi sebelumnya. Ia sempat membeberkan sebuah isi pesan whatsapp mengenai tarif penyelundupan benih lobster, antara lain Rp 85 juta per koper untuk wilayah Jambi, Rp 115 juta per koper untuk Jakarta, Rp 100 juta per koper untuk Surabaya. "Per koper 30 ribu ekor baby lobster," tulisnya.
Cuitan itu diunggah setelah sebelumnya ia membagikan tautan berita mengenai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang menduga ada aliran dana luar negeri untuk pengepul benur lobster sebesar Rp 300-900 miliar.
Susi lantas mencuitkan perbandingan penyelundupan satu backpack bibit lobster dengan motor gede dan sepeda mewah tersebut. Ia menyebut satu backpack bibit lobster dengan isi kurang lebih 8.000 ekor nilainya sama dengan dua unit Harley atau 60 unit Brompton.
Padahal, ujar dia, kalau bibit tersebut tidak diambil dan dibiarkan besar di laut, maka nilai tersebut akan berlipat ganda. Ia mengatakan lobester yang telah tumbuh dewasa tersebut minimal bisa senilai 20 unit Harley atau setara dengan 600 sepeda Brompton. "Tidak usah kasih makan, Tuhan yang memelihara, manusia bersabar dan menjaga pengambilannya, Tuhan lipat gandakan," tutur Susi.