TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi laut Indonesia yang telah tercemar sampah-sampah plastik. Luhut mengatakan, saat ini, sebagian masyarakat Indonesia masih terjebak kebiasaan buruk membuang sampah di laut.
Baca juga: Luhut Pandjaitan: Angkutan Umum Pakai Mobil Listrik, Ada Insentif
"Masalah sampah menjadi topik sangat penting yang harus semua kita perhatikan. Tidak ada urusan latar belakangmu apa," ujarnya di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Ahad, 28 April 2018.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam acara Gerakan Indonesia Bersih bertajuk 'Indonesia Saya, Indonesia Bersih" yang digelar oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup di area jalan bebas kendaraan alias car free day. Dalam pidatonya, Luhut mengatakan masalah sampah adalah persoalan yang mesti diselesaikan bersama, tak terbatas kelas sosial maupun latar belakang agama.
Bekas staf kepresidenan ini meminta masyarakat bertindak nyata, bukan hanya bicara. Ia juga menyindir keras warga yang mengaku beragama, namun tak mengamalkan ajaran tentang kebersihan.
"Jangan kita hanya berdoa saja, tapi tidak ada action (aksi). Do something (lakukan sesuatu)," ucapnya.
Luhut berujar, saat ini kementerian gabungan di jajaran Kabinet Kerja telah melaksanakan program pengurangan limbah plastik. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, misalnya, telah memanfaatkan limbah plastik menjadi bahan baku aspal jalan.
Menurut Luhut, bahan baku plastik memiliki daya rekat yang tinggi ketimbang aspal biasa. Saat ini, penerintah telah melakukan uji coba sampah plastik untuk pengaspalan di Jalan Raya Sultan Agung, Kecamatan Mendasatria, Kota Bekasi.
Adapun setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, pelaksana oembangunan membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 sampai 5 ton. Luhut Pandjaitan memungkinkan aspal plastik ini akan dilakukan di jalan lain. Ia yakin, aspal plastik akan mampu mengurangi limbah plastik yang pada 2019 jumlahnya diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.