TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara menjawab kritik dari calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Badan Usaha Milik Negara satu per satu mulai bangkrut. "Kalau bangkrut, saya enggak di sini," ujar dia di Penang Bistro, Jakarta, Selasa, 15 Januari 2019.
Baca: PDIP: Pidato Prabowo Menihilkan Prestasi Indonesia
Menurut dia, Garuda Indonesia tidak dalam kondisi bangkrut, meskipun masih penuh tantangan. Ari mengatakan, sebagai perusahaan terbuka, masyarakat bisa mengakses kondisi perusahaannya, termasuk mengenai kerugian yang didera perusahaannya.
Per September 2018, kerugian dari perusahaan maskapai pelat merah itu mencapai US$ 142 juta atau sekitar Rp 2 triliunan. "Sebagai perusahaan terbuka, kami tidak ada yang ditutupi, struktur cost juga selalu kami sampaikan," kata Ari.
Sebelumnya, kritik soal BUMN itu dilontarkan Prabowo di hadapan para relawan Roemah Djoeang di Posko Roemah Djoeang, Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan, Ahad, 13 Januari 2019. Kala itu ia membacakan pidato yang garis besarnya menyindir sikap para elite.
Bermula dari membahas kondisi kesejahteraan masyarakat, Prabowo kemudian bercerita soal kondisi BUMN saat ini. Ia menyebut perseroan milik negara mulai bangkrut. "Kita lihat sekarang BUMN-BUMN milik negara, milik rakyat, kebanggaan kita, kebanggan kita satu-satu hancur, satu-satu bangkrut," kata dia. "Tanya aja itu, tanya Garuda, pilot-pilot. Tanya Pertamina, tanya PLN, tanya semua pabrik-pabrik milik negara."
Kritik Prabowo itu juga dibantah oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. "Bangkrut ya enggak, kondisinya masih wajar," ujar dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Senin, 14 Januari 2019.
Luhut tak menampik bahwa kondisi sejumlah BUMN memang masih perlu ada perbaikan. Namun, iya menyebut belum ada perusahaan pelat merah yang sampai hancur atau bangkrut seperti yang diceritakan Prabowo. "Itu terlalu dibesar-besarkan," ujar dia.
Luhut juga meminta agar kritik yang disampaikan disertai dengan data. Pasalnya, menurut dia, pihak-pihak yang melontarkan kritik kepada pemerintah acapkali tidak disertai dengan data yang valid.
"Kalau saya minta datang kemari untuk bicara data kan enggak ada yang berani. Data jangan dimanipulasi," kata Luhut. Ia pun berpesan kepada masyarakat, khususnya anak muda, agar tidak berbohong. "Saya titip anak muda agar jangan berbohong, kalau enggak bisa ngomong diam saja asal jangan bohong," tutur bekas Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu. "Selain itu, media juga jangan masukkan berita bohong. Karakter itu penting."
Hingga semester I 2018, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kerugian dalam sebesar US$ 114 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun. Angka itu turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu dari US$ 284 juta atau sekitar Rp 4,11 triliun.
CAESAR AKBAR I BUDIARTI UTAMI PUTRI I FAJAR PEBRIANTO