TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan tiga upaya untuk ASEAN guna meningkatkan kerja sama Indo-Pasifik. Pertama, kata dia, ASEAN harus mampu menjadi motor bagi penciptaan enabling environment.
Jokowi menjelaskan ASEAN harus terus mengajak semua mitra agar menghormati hukum internasional. “Mengembangkan habit of dialogue, mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai menghindari penggunaan kekerasan,” katanya dalam pidato di Rapat Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN, di The Istana Singapura, Sabtu, 28 April 2018.
Simak: Jokowi Berulang Kali Sebut Netflix di ASEAN-Australia
Usulan kedua adalah ASEAN mesti bisa mendayagunakan segala modal untuk menanggulangi tantangan keamanan, termasuk kejahatan transnasional. "Beberapa bentuk ancaman yang perlu mendapatkan perhatian antara lain radikalisme dan terorisme perdagangan narkoba, TPPO dan perompakan (piracy)," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Jokowi berujar usulan ketiga adalah ASEAN harus pro-aktif menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Samudera Hindia. ASEAN, ucap dia, harus menjaga sistem ekonomi yang terbuka dan adil.
Menurut Jokowi, beberapa bidang kerja sama yang dapat dikedepankan antara lain, di bidang maritim, konektivitas, dan pencapaian SDGs. "Oleh karena itu, interaksi pelaku bisnis di kawasan Samudera Hindia dan Pasifik perlu ditingkatkan,” ucap Kepala Negara.
Selain itu, Jokowi menuturkan konsep kerja sama Indo-Pasifik harus tetap mengedepankan sentralitas ASEAN. Pengembangan kerja sama ini wajib berdasarkan prinsip-prinsip terbuka, inklusif, transparan dan mengedepankan kerja sama serta persahabatan.
Jokowi mengatakan tantangan di kawasan Indo-pasifik besar. Jika tidak dikelola dengan baik situasi ini dapat mengganggu capaian ASEAN selama ini.
“Untuk itu selain di Samudera Pasifik, ASEAN harus dapat berkontribusi di Samudera Hindia. Kontribusi tersebut hanya dapat terealisasikan apabila kita tetap memegang teguh kesatuan dan sentralitas ASEAN,” lanjutnya.