TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai pelaksanaan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 pada 8-14 Oktober 2018 di Bali membutuhkan lebih dari satu bandara untuk mengakomodasi penerbangan seluruh tamu delegasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menilai kapasitas yang dimiliki oleh Bandara Ngurah Rai masih kurang untuk menampung kedatangan dan keberangkatan 18 ribu tamu delegasi.
Baca juga: Sambut Ajang IMF-World Bank, Infrastruktur di Banyuwangi Dibenahi
"(Bandara) Ngurah Rai masih kurang, makanya kami siapkan bandara lain," kata Agus di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa, 3 April 2018.
Dia menjelaskan, setidaknya ada enam bandara yang disiapkan untuk mengakomodasi penerbangan tamu delegasi. Keenam Bandara itu adalah Blimbingsari (Banyuwangi), Juanda (Surabaya), Adi Soemarmo (Solo), Lombok (Praya), El Tari (Kupang) dan Sultan Hasanuddin (Makassar).
Sementara itu, pengembangan Bandara Ngurah Rai yang mencakup perluasan landasan pesawat (apron) dan penambahan hingga 11 tempat parkir pesawat (parking stand) akan dipercepat sebelum hari pelaksanaan pertemuan IMF-World Bank.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (AP I) melakukan peningkatan kapasitas Bandara Ngurah Rai melalui perluasan apron, sehingga kapasitas meningkat menjadi 64 parking stand dari sebelumnya yang sebanyak 53 parking stand.
AP I juga mempersiapkan program perluasan bandara-bandara alternatif sebagai langkah antisipasi jika pergerakan pesawat melebihi kapasitas apron Bandara Ngurah Rai.
IMF-World Bank Annual Meeting 2018 direncanakan pada tanggal 8-14 Oktober 2018 mendatang. Peserta yang mendaftar untuk pertemuan dunia seluruh menteri keuangan dan gubernur bank sentral itu sebanyak 18 ribu delegasi.