TEMPO.CO, Jakarta – PT Deloitte Konsultan Indonesia bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia mengajak perusahaan-perusahaan untuk mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering atau IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ajakan tersebut dikemas dalam acara Road to Go Public sekaligus memperingati hari jadi Deloitte ke-27.
"Harapan kami acara ini dapat mendorong perusahaan untuk mencatatkan saham di Indonesia Stock Exchange sebagai alternatif pembiayaan dan meningkatkan nilai tambah perusahaan,” kata Audit Leader Deloitte Indonesia, Satrio Kartikahadi, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin, 2 Oktober 2017.
Baca: Aramco akan Catatkan IPO Terbesar di Dunia, Ini Rinciannya
Deputy Audit Managing Partner dan GIOs Leader Deloitte Indonesia Bing Harianto, menambahkan, pihaknya percaya bahwa para pemilik dan manajemen perusahaan perlu meningkatkan dalam menyiapkan dan menjalankan IPO yang sukses. "Yang nantinya dapat menentukan pertumbuhan perusahaan mereka ke depannya," tuturnya.
Kerja sama antara otoritas bursa dengan Deloitte ini tak lepas dari kepercayaan terhadap perusahaan konsultan tersebut. "Deloitte kan meng-handle banyak sekali perusahaan-perusahaan sudah dilakukan audit, sudah di-screening oleh Deloitte," ucap Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Alpino Kianjaya. "Banyak sekali perusahaan yang bagus-bagus tapi masih belum go public."
Menurut Alpino, pada kesempatan ini Bursa Efek Indonesia akan memberikan pemahaman kepada perusahaan yang nantinya diharapkan dapat go publik, menjadi perusahaan yang menerapkan open government yang lebih bagus, lebih profesional, dan dikenal masyarakat lebih luas. Hingga akhir 2016, Bursa Efek Indonesia memiliki 537 perusahaan yang terdaftar dengan kapitalisasi pasar gabungan dengan jumlah sebesar Rp 5,753.6 triliun.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio sebelumnya mengatakan ada tiga perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia berkomitmen untuk melakukan IPO pada 2017. Dua perusahaan itu bergerak di sektor pertambangan dan satu perusahaan di bidang properti. "Mereka bilangnya, 'Saya mau tahun ini (IPO)'," kata dia, seusai bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 5 Januari 2017.
Menurut Tito, tiga perusahaan itu merupakan perusahaan yang kepemilikannya Indonesia, tetapi menggunakan nama asing. Ia juga menuturkan tiga perusahaan itu merupakan bagian dari 52 perusahaan asing incaran BEI yang meraup keuntungan dengan pertumbuhan pendapatan di atas 50 persen hingga 100 persen.