Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Harus Tuntaskan Tiga Agenda Besar Bangsa

image-gnews
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Iklan

INFO NASIONAL - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini dan ke depan harus menuntaskan tiga agenda besar bangsa. 

Pertama, mengejar ketertinggalan bangsa dalam berbagai bidang. Kedua, menyejahterakan ekonomi rakyat. Ketiga, serta yang paling krusial, adalah menjahit kembali merah putih. 

“Saat ini merah putih yang terlahir sejak awal sejarah kemerdekaan bangsa telah terkoyak oleh berbagai kesalahpahaman dan paham yang merusak,” ujar Zulkifli pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR bersama Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta,  Sabtu, 23 Septmber 2017.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng KH Shalahuddin Wahid, dan ratusan delegasi perwakilan ICMI dari seluruh Indonesia. “Ada yang beranggapan beragama berarti jauh dari berbangsa. Tunduk pada ajaran agama dianggap tidak setia kepada paham kebangsaan. Ini jelas salah," kata Zulkifli yang juga Ketua Dewan Pakar Pusat ICMI periode 2015-2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Zulkifli menegaskan kesalahpahaman dalam mengartikulasikan, memahami, serta mengimplementasikan paham keagamaan dan kebangsaan itu adalah hal yang sangat serius dan dapat berdampak negatif jika terus dibiarkan.  Menurutnya, yang lebih membahayakan adalah ketika kesalahpahaman tersebut masuk dalam arena kontestasi politik.  “Pemahaman yang salah, paham tersebut digunakan untuk mengkotak-kotakkan rakyat sesuai pilihan politik, baik itu parpol atau kepala daerah,” ujar Zulkifli.

Semestinya, kata Zulkifli, kalah atau menang dalam kontestasi politik adalah hal yang biasa dan lumrah. "Tapi, jangan gara-gara kontestasi politik, rakyat menjadi terpecah belah dan terkotak-kotak,” katanya.

Di hadapan para Dewan Pakar ICMI, Zulkifl Hasan mengungkapkan bahwa faktanya di Indonesia, paham keagamaan serta kebangsaan syang saling menopang dan menjadi pemeluk agama yang taat, adalah jalan menjadi warga negara yang baik.  "Bahkan, dalam ajaran Islam, mencintai tanah air adalah bagian dari iman," katanya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.