BI Belum Terima Syarat Insentif Merger Bank

Reporter

Editor

Selasa, 3 April 2007 18:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bank Indonesia belum menerima permintaan langsung dari pemerintah soal jaminan terhadap insentif merger. Tapi, jika permintaan itu benar diajukan, BI menilai belum tentu bisa memenuhi permintaan tersebut.“Jika bicara soal jaminan, sukar mengatakan siapa yang bisa memberi jaminan. Itu kan behavior perbankan sebagai wajib pajak. Apalagi yang menjalankan bisnis adalah mereka (bank),” kata Direktur Perencanaan Strategis dan Humas Bank Indonesia, Budi Mulya, di Gedung BI Jakarta.Seperti diberitakan, setelah sebelumnya menolak memberikan insentif merger, pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak awal pekan ini mengajukan dua syarat kepada BI untuk memberi insentif perpajakan pada proses merger.Syarat pertama, BI harus mampu menjamin laporan keuangan perbankan ke Dirjen Pajak sama dengan yang dilaporkan ke bank sentral. Pemerintah menilai selama ini ada kecenderungan perbedaan laporan keuangan perbankan yang diajukan kepada BI dan Dirjen Pajak. Syarat kedua, BI menjamin insentif perpajakan akan meningkatkan rasio penyaluran kredit. Direktorat Jenderal Pajak pun meminta agar LDR bank besar lebih tinggi dibanding bank kecil.Kendati belum tentu memenuhi permintaan itu, Budi memastikan BI akan membahas secara internal jika permintaan pemerintah itu diajukan. “Karena ini menyangkut hubungan kelembagaan,” katanya.Budi menilai, laporan keuangan perbankan selama ini selalu satu sumber, yakni laporan yang telah di audit. “Laporan keuangan yang diaudit itu kan sudah tentu satu angka. Gunakan saja yang audited,” ujarnya.Jadi, menurut dia, jika ada angka berbeda dalam laporan keuangan perbankan kepada BI dan Dirjen Pajak sebaiknya pemerintah mencari tahu terlebih dahulu letak perbedaan itu.Budi menegaskan, BI tetap memandang pentingnya insentif pajak dalam upaya konsolidasi perbankan. Sebab, kata dia, industri yang kuat dan sehat tidak datang begitu saja, melainkan bertahap melalui konsolidasi. “Upaya ini mengkonsolidasikan satu dengan lainnya. Karena itu perlu ada insentif agar bank mau melakukan konsolidasi,” cetusnya.Apalagi, Budi menjelaskan, upaya konsolidasi perbankan adalah demi tujuan jangka mengengah-panjang. “Jika sudah tercapai konsolidasi kita tinggal melihat hasilnya,” katanya. Artinya, perbankan nantinya justru semakin mampu memberikan pembayaran pajak yang lebih besar.Dia mengharapkan ada kesamaan persepsi soal pentingnya konsolidasi tersebut. Sebab, bukan hanya BI yang berkepentingan terhadap konsolidasi perbankan. “Adanya bank yang kuat dan sehat akan memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah dalam bentuk pajak, dan debitor dalam bentuk fasilitas kredit,” paparnya.AGOENG WIJAYA

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

19 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya