IHSG Sepekan Ini Melemah 0,12 Persen, Terimbas Saham Global

Reporter

Minggu, 10 September 2017 08:24 WIB

Monitor pergerakan saham gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di pekan ini, 4-8 September, kembali melemah. IHSG turun 0,12 persen atau lebih baik dari pekan sebelumnya yang turun 0,87 persen.


Level tertinggi IHSG pekan ini berada di level 5.866,99. Di pekan sebelumnya, level tertinggi IHSG mencapai 5.914,48.


Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan koreksi IHSG terimbas pergerakan bursa saham global. Rupiah yang sempat melemah juga menjadi sentimen negatif. "Selain itu, masih adanya aksi jual turut menekan IHSG," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Minggu, 10 September 2017.


Pelemahan IHSG sudah terlihat sejak awal pekan ini karena melanjutkan penurunan dari pekan kemarin. Meski terdapat rilis data makro ekonomi, IHSG belum beranjak dari zona merahnya.


Di awal pekan, Badan Pusat Statistik merilis terjadinya deflasi pada Agustus sebesar 0,07 persen. Namun muncul pandangan deflasi disebabkan menurunnya daya beli. Sementara dari luar, IHSG terimbas melemahnya sejumlah indeks saham Asia setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudal.


Advertising
Advertising

"Bahkan kondisi kian diperparah dengan kembali melemahnya rupiah dan meningkatnya aksi jual asing," ujarnya.


IHSG mampu bergerak ke zona hijau setelah muncul aksi beli yang memanfaatkan kondisi pelemahan sebelumnya. Beberapa saham big cap kembali menjadi incaran pelaku pasar.


IHSG juga terimbas pergerakan variatif bursa saham Asia yang dibarengi dengan kenaikan pada pasar saham Eropa. Rupiah yang sempat menguat pun turut mendukung menghijaunya IHSG.


Namun IHSG tak bertahan lama di zona hijau. Pergerakan bursa saham Amerika melemah, begitu pula dengan laju rupiah. Aksi jual asing pun berlanjut sehingga IHSG kembali ke zona merah.


Setelah sempat melemah, laju IHSG kembali mengalami kenaikan seiring aksi beli yang kembali masuk dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Volume beli menjaga IHSG untuk tidak melemah lebih dalam dari perdagangan sebelumnya. IHSG pun memiliki peluang berbalik naik. "Kembali masuknya saham-saham big caps turut membantu laju IHSG bertahan di zona hijau meskipun terhadang oleh masih adanya aksi jual asing," kata Reza.


Pergerakan positif yang dibarengi dengan kenaikan volume beli mampu menguatkan posisi IHSG untuk dapat bergerak positif. Kenaikan IHSG ini terjadi di tengah variatif melemahnya laju bursa saham Asia. Penguatan signifikan setelah mendapat sentimen positif dari pernyataan optimis Menteri Keuangan terkait defisit anggaran dan ekonomi Indonesia turut menopang perjalanan IHSG.


Sepekan ini, asing mencatat nett sell Rp 6,51 triliun. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang hanya Rp 1,48 triliun. Maraknya aksi jual yang terjadi hingga pekan ini membuat nilai transaksi asing tercatat jual bersih Rp 5,77 triliun (YTD).


VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

14 jam lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

9 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

46 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya